Berkelana di Belantara Filsafat
Berkelana di Belantara Filsafat
Pada era
globalisasi ini, aspek-aspek yang saling berkesinambungan dalam kehidupan
manusia berkembang sangat pesat seperti pada bidang teknologi, pendidikan, dan
lain sebagainya. Tidak hanya aspek tersebut saja tetapi sumber daya manusia
juga terlahir dengan keterampilan yang mumpuni. Generasi net adalah sebutan
untuk generasi pada saat ini. Generasi yang tumbuh dan berkembang dengan nuansa
internet yang menyebar sangat luas diseluruh penjuru dunia. Hal ini berarti
kemampuan yang dimiliki oleh generasi ini sangat membantu perkembangan
teknologi pula. Teknologi dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Menjawab
tantangan zaman, perpaduan bidang teknologi dan pendidikan diimplementasikan
dengan baik. Perkembangan pendidikan didukung oleh teknologi menghasilkan
kualitas pendidikan yang baik pula. Pendidikan dimulai dengan pondasi yang baik
dan kuat pula. Pondasi ini disebut dengan filsafat. Mengapa demikian? Filsafat
hadir ditengah-tengah kehidupan manusia. Tidak hanya dalam pendidikan, semua
aspek yang ada dalam kehidupan merupakan filsafat. Oleh sebab itu, banyak hal
yang mungkin belum diketahui dan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Berkelana
artinya mengembara. Mengembara artinya menelusuri secara menyeluruh. Menyeluruh
artinya memahami sepenuhnya apa yang dilakukan. Filsafat adalah jawaban atas
permasalahan ini dan sangat penting untuk dipahami. Berkelana di belantara
filsafat artinya menelusuri dan memahami filsafat secara menyeluruh. Sadar
ataupun tidak filsafat berada dalam kehidupan manusia dan dimulai dari
aktivitas sehari-hari.
Filsafat sebagai Aktivitas
Aktivitas
sehari-hari yang sering kita lakukan tidak lepas dari arti sebuah filsafat.
Filsafat hadir dalam bentuk apa yang kita pikirkan, katakan, dan tindakan. Apa
yang kita pikirkan berwujud pada perkataan dan tindakan yang akan dilakukan.
Hal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari melahirkan pengalaman yang
bermakna yang kemudian tersimpan dalam pikiran. Pengalaman ini terbentuk karena
aktivitas yang kita lakukan. Terdapat berbagai macam aktivitas yang bermakna
sebagai filsafat. Salah satu contohnya adalah ketoprak sebagai salah satu
bentuk budaya di pulau Jawa. Adegan yang diperankan oleh pemeran menunjukkan
adanya sinergitas satu sama lainnya. Disinilah filsafat muncul. Adanya
perbedaan karakter dalam pementasan ketoprak menunjukkan keanekaragaman pola
berpikir dan kreasi dalam bertindak. Disinilah filsafat muncul. Artinya
filsafat dapat muncul apapun bentuknya. Pikiran, perkataan, dan tindakan kita
akan melahirkan filsafat itu sendiri.
Filsafat Melahirkan Kebiasaan
Apa yang
dipikirkan, katakan, dan tindakan yang dilakukan memiliki batasan. Batasan ini muncul
ketika kita menginginkannya. Batasan bertujuan untuk mempersempit apa yang
ingin dikerjakan. Sedikit demi sedikit batasan yang kita berikan semakin
berkembang dan luas. Kondisi ini disebut kebiasaan. Artinya filsafat melahirkan
kebiasaan. Kebiasaan terbentuk karena adanya pengalaman yang diperoleh. Pengalaman
ini bisa diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Membaca adalah salah
satu cara memperoleh pengalaman tersebut. Membaca artinya mencoba memahami apa
yang ingin kita ketahui. Mengetahui pola berpikir filsuf dapat diketahui
melalui bacaan yang relevan mengenai filsafat. Merasakan apa yang menjadi
pikiran para filsuf melalui bacaan artikel adalah pengalaman yang terbentuk
akibat kebiasaan yang dilakukan.
Filsafat adalah Usaha
Kebiasaan yang
dilahirkan filsafat belum tentu diterima dengan mudah oleh semua orang. Perlu
adanya perjuangan untuk menerima filsafat itu sendiri. Artinya filsafat
memerlukan perjuangan. Perjuangan merupakan usaha yang dilakukan. Oleh sebab
itu, filsafat dapat disebut pula sebagai usaha. Usaha yang dilakukan belum
tentu mengalir dengan lancarnya. Tidak dapat dipungkiri hambatan dapat muncul
sewaktu-waktu. Hal inilah yang terjadi dalam pemahaman filsafat yang belum
terwujudkan secara menyeluruh. Artinya tidak semua hal yang wajib dilakukan dapat
dijalani dengan baik. Ikhlas menjalani usaha yang dimiliki adalah kunci dalam
mengatasi kondisi ini.
Filsafat sebagai Euforia
Keikhlasan muncul
karena adanya kesadaran. Kesadaran artinya menerima kondisi yang dimiliki.
Artinya adanya pencapaian yang membuat pikiran dan hati selaras. Selaras bisa
diartikan dua hal yaitu selaras dalam arti positif dan negatif. Selaras dalam
arti positif dapat terbentuk dari kegembiraan yang dimiliki. Sedangkan selaras
dalam arti negatif terbentuk karena adanya kondisi yang tidak menyenangkan. Dua
hal ini dapat dipersempit menjadi sebuah euforia. Euforia sebagai pandangan
pertama adalah ekspresi kegembiraan yang dialami. Tidak hanya itu, euforia
memiliki arti yang sangat luas. Hal ini tergantung apa yang ada dan sedang kita
pikirkan.
Keempat
hal diatas merupakan hasil yang saya peroleh ketika berkelana di belantara
filsafat. Pandangan sederhana mengenai keempat hal tersebut mungkin belumlah
cukup untuk mendefinisikan pengertian dari filsafat itu sendiri. Pandangan
sederhana sungguh diperlukan untuk mempermudah kita memperoleh pengalaman. Hal
ini tergantung dengan kondisi dan apa yang ingin kita gapai. Terkadang
kesederhanaan dalam semua aspek ini pun tidaklah cukup untuk menggapai filsafat
itu sendiri. Diperlukannya kompleksitas untuk merasakan kehadiran filsafat
tersebut. Luasnya cakupan isi dalam filsafat membuat kita sadar akan pentingnya
perjuangan dalam menggapainya. Sebesar apapun cakupan filsafat tersebut, kita
tentu bisa menggapainya ketika berada sesuai dengan ruang dan waktunya.
Berkelana di belantara filsafat baru saja berada dalam setengah perjalanan. Perjalanan perkuliahan Filsafat Ilmu yang memfasilitasi hadirnya filsafat dalam pemahaman mahasiswa. Pemahaman ini diperlukan untuk terus menambah wawasan dan pengalaman baru. Pengalaman berkelana di belantara
filsafat sampai saat ini menjadi bekal untuk semakin dekatnya dengan filsafat
itu sendiri. Keikhlasan diperlukan selama berkelana. Keikhlasan melahirkan
kebiasaan. Kebiasaan melahirkan pola berpikir dan tindakan. Pola berpikir dan
tindakan adalah pengalaman. Jadi, berkelana di belantara filsafat mengibaratkan
kita dalam mencari pengalaman mengenai berfilsafat dengan cara yang disesuaikan
dengan kemampuan yang kita miliki.
Berfilsafat butuh keberanian. Berani dalam hal dikritisi dan berefleksi. Buahnya adalah logos. Logos membawa kita dalam dimensi yang jauh lebih tinggi.
BalasHapusSalam cendekiawan
Terima kasih atas pandanganya. Menggapai keberanian artinya berusaha menghadirkan logos. Benar adanya logos membawa kita dalam dimensi yang lebih tinggi. Untuk mencapai hal itu, tentunya diperlukan sebuah proses yang harus diperjuangkan. Pada akhirnya proses ini akan menghasilkan pengalaman. Pengalaman inilah filsafat itu sendiri.
Hapus